Pura Luhur Poten : Rumah Peribadatan Umat Hindu Tengger Bromo
Pura Luhur Poten atau Sanggar Agung Poten adalah Sebuah Pura tempat persembahyangan umat Hindu Tengger, berada di bawah Gunung Bromo atau tepatnya di kaldera Bromo. Pura ini berdiri di atas lautan pasir Bromo, di bangun permanen dan hanya Pura Luhur Poten adalah satu-satunya bangunan yang ada di sekitar lautan pasir Bromo. Peruntukan Pura ini adalah untuk Peribadatan umat Hindu Tengger untuk menyembah Dewa Brahma salah satu Dewa Utama dalam kepercayaan umat Hindu.
Pura Luhur Poten setiap tanggal 14 Bulan Kasada kalender tahun Saka umat Hindu Tengger mengadakan Upacara Yadnya Kasada yaitu upacara kurban melarung sesaji ke kawah Gunung Bromo yang di percayai sebagai tempat bersemayamnya Dewa Brahma. Dengan Membawa Ongkek yang berisi sesaji dari berbagai hasil pertanian, ternak dan sebagainya kemudian di lemparkan ke kawah Gunung Bromo.
Pura Luhur Poten Gunung Bromo
Pura Luhur Poten mulai di bangun pada tahun 2000 yang merupakan hasil dari gotong royong umat Hindu Tengger setelah mengalami reformasi ke Agama Hindu Dharma. Pura ini di bangun di atas lahan disebut juga Poten berasal dari kata empot-empoting ati yang artinya hati yang terdalam. Selama ratusan tahun lahan ini di pakai oleh penduduk Tengger yang beragama Budha untuk upacara Labuh Kasada. Setiap tahun peringatan ulang tahun pura ini dilaksanakan setiap tanggal 14 Bulan Kasada (Bulan ke 12) kalender Saka masyarakat Tengger. Perayaan dilakukan pada siang hari sebelum Upacara Yadnya Kasada di malam hari.Lokasi Pura Luhur Poten
Berada pada ketinggian 2200 mdpl dikelilingi oleh jajaran pegunungan di antaranya Gunung Bromo, Gunung Batok dan Gunung Semeru. Pura Luhur Poten sangatlah unik karena berdiri di atas lautan pasir Bromo, bentuk bangunan pura ini adalah perpaduan arsitektur antara adat Jawa dan Bali. Pura Luhur Poten yang di bangun pada tahun 2000 ini terbagi atas 3 Zona atau 3 mandala yaitu :1. Mandala Utama merupakan tempat pelaksanaan persembahyangan yang di dalamnya terdapat sebuah Padma ( tempat pemujaan).
2. Mandala Madya adalah tempat untuk persiapan dan pengiringan sebelum upacara pemujaan dilaksanakan.
3. Mandala Nista adalah ruang terbuka yang mempunyai pintu tunggal sebagai tempat peralihan dari luar untuk masuk ke dalam pura.
Setiap Zona atau Mandala memiliki bangunan Candi Bentar yang menjadi pintu masuk ke dalam pura sedangkan pekarangan pura di batasi oleh tembok penyengker dengan kreasi arsitektur yang sangat indah dan religius. Bangunan pura menghadap ke barat dan untuk memasuki pura menuju ke arah timur demikian pula dengan tempat pemujaan atau persembahyangan menghadap ke timur ke arah terbitnya Matahari.
Komentar
Posting Komentar